Kamis, 14 April 2011

Aqidah Akhlak - Rasul

Rasul artinya adalah manusia yang melepaskan manusia dari kesesatan. Seperti dalam QS. Al-Araf (7) ayat 105 yang berbunyi:


haqiiqun 'alaa an laa aquula 'alaa allaahi illaa alhaqqa qad ji/tukum bibayyinatin min rabbikum fa-arsil ma'iya banii israa-iila
[7:105] wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku".
Dalam ayat tersebut, kata أَرْسِلْ memiliki arti lepaskanlah. dan kata tersebut serupa dengan kata Rasul. Jadi, Rasul dapat diartikan manusia yang melepaskan manusia dari kesesatan.

Tentu Allah memiliki tujuan mengutus Rasul. Tugas Rasul dijelaskan dalam QS. Al-Jumu'ah (62) ayat 2 yang berbunyi:


huwa alladzii ba'atsa fii al-ummiyyiina rasuulan minhum yatluu 'alayhim aayaatihi wayuzakkiihim wayu'allimuhumu alkitaaba waalhikmata wa-in kaanuu min qablu lafii dhalaalin mubiinin

[62:2] Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang ummiy seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa Allah mengutus Rasul untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan. Tujuan Allah mengutus Rasul menjadi tugas bagi Rasul untuk mewujudkannya. Berikut adalah dalil-dalil tentang tujuan Allah mengutus Rasul yang menjadi tugas bagi Rasul:

QS. At-Taubah (9) ayat 33


huwa alladzii arsala rasuulahu bialhudaa wadiini alhaqqi liyuzhhirahu 'alaa alddiini kullihi walaw karihaalmusyrikuuna
[9:33] Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan Din yang benar untuk dimenangkanNya atas segala Din, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.

Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa Allah mengutus Rasul supaya Islam menang.

QS. An-Nahl (16) ayat 36


walaqad ba'atsnaa fii kulli ummatin rasuulan ani u'buduu allaaha waijtanibuu alththaaghuuta faminhum man hadaa allaahu waminhum man haqqat 'alayhi aldhdhalaalatu fasiiruu fii al-ardhi faunzhuruu kayfa kaana 'aaqibatu almukadzdzibiina

[16:36] Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).


Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa Allah mengutus Rasul supaya Rasul menyerukan pada setiap umat untuk menyembah Allah dan menjauhi thagut. Thagut adalah sembahan selain Allah. Dari 3 ayat tersebut, dapat disimpulkan, bahwa Allah mengutus Rasul dengan memberikan petunjuk dan Din yang benar, yaitu Din Islam kepada kaum yang ummiy atau tidak mengetahui kebenaran supaya diserukan pada mereka untuk menyembah Allah dan menjauhi thagut sehingga memenangkan Islam, dan hal itu dilakukan untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan. Hal itu juga adalah tugas bagi Rasul.

Rasul juga memiliki fungsi dan peran. Fungsi dan perannya disebutkan dalam QS. Al-Ahzab (33) ayat 45 sampai 46 yang berbunyi:


yaa ayyuhaa alnnabiyyu innaa arsalnaaka syaahidan wamubasysyiran wanadziiraan

[33:45] Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan,


wadaa'iyan ilaa allaahi bi-idznihi wasiraajan muniiraan

[33:46] dan untuk jadi penyeru kepada Din Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.

Dalam ayat tersebut, disebutkan bahwa Rasul memiliki fungsi dan peran sebagai saksi, pembawa gembira, pemberi peringatan, penyeru Din Islam, dan sebagai cahaya yang menerangi.
Rasul sebagai saksi. Sebagai umat muslim, kita harus melaporkan segalanya kepada Rasul. Karena Rasulullah SAW sudah wafat, maka kita dapat melaporkannya kepada penerus Rasul. Rasul sebagai pembawa kabar gembira. Rasul menyampaikan kabar gembira, yaitu wahyu kepada para pengikutnya. Rasul sebagai pemberi peringatan. Rasul mengingatkan para penhgikutnya yang menyimpang. Contohnya bila ada yang tidak mendirikan shalat, beliau menegurnya. Rasul sebagai penyeru Din Islam. Beliau menyerukan kepada semua umat manusia untuk menyembah Allah dan menjauhi thagut. Dan juga mengajarkan tentang Islam. Da Rasul sebagai cahaya yang menerangi. Kegelapan bagaikan kejahiliahan, dan RAsul datang membawa petunjuk yang akan menyelamatkan manusia dari kesesatan.

QS An-Nisa (4) ayat 65


falaa warabbika laa yu/minuuna hattaa yuhakkimuuka fiimaa syajara baynahum tsumma laa yajiduu fii anfusihim harajan mimmaa qadhayta wayusallimuu tasliimaan
[4:65] Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa Rasul memiliki peran dan fungsi sebagai hakim. Hakim yang memutuskan perkara yang umatnya perselisihkan.

QS. Shaad (38) ayat 26


yaa daawuudu innaa ja'alnaaka khaliifatan fii al-ardhi fauhkum bayna alnnaasi bialhaqqi walaa tattabi'ialhawaa fayudhillaka 'an sabiili allaahi inna alladziina yadhilluuna 'an sabiili allaahi lahum 'adzaabun syadiidun bimaa nasuu yawma alhisaabi

[38:26] Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (pemimpin) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.

Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa Rasul memiliki fungsi dan peran sebagai khalifah. Khalifah memiliki 2 arti. Arti pertama yaitu wakil Allah di muka bumi, dan yang kedua artinya adalah pemimpin. Khalifah di sini memiliki arti pemimpin. Pemimpin yang mengetahui kebenaran dan mengetahui ke mana ia pergi membawa para mengikutnya.

Kesimpulannya, menurut QS. Al-A'raf (7) ayat 157 yang berbunyi:


alladziina yattabi'uuna alrrasuula alnnabiyya al-ummiyya alladzii yajiduunahu maktuuban 'indahum fiialttawraati waal-injiili ya/muruhum bialma'ruufi wayanhaahum 'ani almunkari wayuhillu lahumualththhayyibaati wayuharrimu 'alayhimu alkhabaa-itsa wayadha'u 'anhum ishrahum waal-aghlaala allatii kaanat 'alayhim faalladziina aamanuu bihi wa'azzaruuhu wanasharuuhu waittaba'uu alnnuura alladzii unzila ma'ahu ulaa-ika humu almuflihuuna

[7:157] (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa Rasul membawa pengikutnya kepada kebenaran.

QS. Al-Ahzab (33) ayat 21


laqad kaana lakum fii rasuuli allaahi uswatun hasanatun liman kaana yarjuu allaaha waalyawmaal-aakhira wadzakara allaaha katsiiraan
[33:21] Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah

Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa Rasul adalah teladan bagi orang-orang mukmin.

Dari 2 ayat tersebut, kita temukan bahwa kesimpulannya adalah " Rasul membawa manusia kepada kebenaran dan kita sebagai orang mukmin, harus meneladaninya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar